Sudah lama tidak ngobrol di Blog ini. Sudah lima belas tahun lalu ya, sejak menulis blog ini pertama kali. Masih sama, saya manulis untuk diri sendiri. Tidak perlu ada banyak orang yang membaca.
Akhir-akhir ini saya merasa gelisah. Ada perasaan aneh. Seperti ada perasaan kuat yang seakan bilang bahwa saya tidak berumur panjang. Tidak lebih dari 40 tahun. ChatGPT bilang itu adalah midlife reflection, yang kurang lebih: ada perasaan kuat dalam diri sendiri untuk memaknai hidup atas perjalanan yang kita jalani. Mungkin seperti pendewasaan diri yang membuat orang semakin bijak. Mungkin ini masa-masa hidup sudah melewati 50%, dan sudah siap menjadi bapak-bapak tua yang tidak asyik.
Tapi tetap saja aneh. Seperti, ada perasaan saya ingin pulang. Entah kemana. Bukan ke Bandung. Bukan ke rumah masa kecil. Tapi ingin pulang saja.
Ada perasaan lain. Seperti halnya begini: saya sudah lupa 100% beberapa moment ketika saya TK atau SD. Tapi tiba-tiba ingat 100%. Aneh bukan? kenapa bisa ingat? kalau itu sudah benar-benar hilang dan tidak ada upaya untuk mengingat kembali. Ini seperti disuntik satu obat (mungkin narkoba) untuk menikmati masa-masa lampau.
Saya ingat nama teman yang sudah lama lupa. Saya ingat waktu TK saya ogah main sepakbola karena banyak anak-anak yang dengan sengaja memegang bola dengan tangan. Saya ingat, waktu wisuda TK saya kesal setengah mati karena ada orang tua siswa yang menukar toga wisuda saya dengan anaknya karena toga dia tidak memiliki karet dibelakangnya. Saya bahkan ingat, saya menulis karangan cerita untuk tugas bahasa indonesia di kelas 4 SD dengan tema demam berdarah. Bahkan saya ingat ceritanya, anak kecil bermain sampah -> di gigit nyamuk aedes aegepty -> masuk rumah sakit -> menyesal. Saya menulis itu karena teman saya yang bernama Indra beberapa waktu sebelumnya terkena demam berdarah.
Saya juga ingat, menabung untuk membeli sarung tangan baseball. Saya tiba-tiba ingat, di hari pertama saya masuk SD. Ada banyak orang tua mengintip di kaca.
Saya tiba-tiba rindu masa-masa hidup di pedesaan di Ciamis, kelas 5-6 SD. Setiap pagi menunggu angkot putih. Datang ke sekolah sederhana. Saya ingat masa-masa SMP di kelas 1b, 2c, dan 3E. Saya juga tiba-tiba ingat alamat blogspot yang saya tulis untuk menceritakan kisah cinta dengan teman SMA. Tiba-tiba ingat paswordnya. Dengan sekali coba !
Saya ingat masa-masa kuliah. Menatap pertama kali istri saya. Perasaan dag-dig-dug. Jatuh cinta, sampai saat ini. Memang saya banyak salah sih padanya, belum bisa menjadi suami yang baik dan buat dirinya aman. Tapi, tiba-tiba saya diingatkan pada perasaan pertama ketika melihatnya pertama kali. Saya seperti harus mencintainya dengan kadar yang sama.
Saya khawatir, Tuhan memberikan kesempatan pada saya untuk bisa menikmati masa-masa itu, yang lupa, yang senang, dan bahagia. Sebelum pulang.
Saya khawatir, karena Gendis masuk 8 tahun. Kem, 5 tahun. Masih kecil sekali. Kalau perasaan ini benar, mereka bagaimana?
Tapi itu semua semoga fase hidup. Iya kan? Bahwa saya memang banyak berfikir — pekerjaan sebagai peneliti menutut seperti itu. Lagian, memang beban pekerjaan semakin tinggi. Apa ini juga mungkin simplifikasi dari memaknai hidup. Kematian pasti datang, tapi tanpa sadari saya sudah melewati setengah kehidupan. Waktu seperti bulu ayam, mudah terbang.
Sudah lah. makin kemana-mana ya.

Leave a Reply