Akhirnya aku menikahi perempuan yang kupacari selama delapan tahun. Selama delapan tahun telah kami lewati berbagai macam anjungan dan sandungan. Itu lama? iya, tentunya. Saking lamanya, kami sudah mengevolusi nama panggilan kami dari ayam, yam, yamtut, sampai kop — absurd memang, banget.
Selama itu juga, kami saking meyakinkan. Sama-sama pernah renggang dan pernah erat. Tapi kami meyakinkan sebagai perekat. Hingga akhirnya kami sudah sama-sama yakin bahwa sudah saatnya kami hidup bersama sebagai suami-istri. Tapi sebenarnya, kop. Aku tidak perlu selama itu untuk meyakinkan diriku. Ketika dirimu di tahun 2008 yang membaca puisi di pertemuan angkatan, aku sudah yakin seyakin-yakinnya bahwa kamu harus terus mendampingiku. sampai nanti. sampai mati.
Leave a Reply