Dari Kamar Isal

Ada kabar baik dari kamar Isal.
Tidur ternyata sangat sulit.
Jadi aku hanya terdiam menatap gelap. Lama sekali.
Sampai pukul tiga. Bukan tiga sore tentunya.
Kepalaku kembali berputar. Tentang banyak hal.
Teman, Keluarga, Negara, tidak lupa tentang diriku sendiri.
Juga kamar Isal yang harganya satu setengah juta setiap bulanya.
Kamarku satu pertiganya.

Kamar Isal bebas, teramat bebas.
Karenanya, aku bebas untuk terjaga.
Entah untuk yang lainya. Maksudnya, orang-orang selain aku.
Bebas bagiku adalah dapat memutuskan apapun.
Serta mesti jauh dari sewenag-wenang. Dalam arti yang luas tentunya.

Kebiasaanku adalah menyetujui semua kegiatan yang ditawarkan.
Padahal aku hanya punya waktu dua empat.
Dari kamar Isal aku tersadar.
Besok aku harus mengurus bisnis kecilku dengan Bella.
Besok aku harus mengurus motorku yang akan dijual.
Besok adalah hari tunangan Nia dan Billy.
Besok teman-teman kuliahku akan berkumpul, aku telah menyetujuinya.
Dan aku masih terjaga, hingga pukul setengah empat,
Dan masih terjaga hingga pukul empat.
Oh sinar matahari sudah masuk di jendela kamar Isal.
yang harganya satu setengah juta

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *