Bayi merah yang menjadi pelacur esok siang.
Berharap Mary Shelley tidak membuat cerita itu.
Memburu sang pencipta.
Hingga merasakan apa yang ia timpa.
Karena itu tidak mungkin. Monster Frankenstein hanya buruk rupa. Bukan Pelacur. Hanya Serupa.
Mereka tercipta untuk membenci bayangan dalam cermin.
Esok siang, ketika bayi-bayi yang sudah besar itu, berbaris di jalanan Dolly. Menuntut hal yang konyol : keadaan yang membuatku seperti ini. Jangan paksa aku berhenti. Ini urusanku dengan Tuhan. Aku hanya butuh makan dan hidup yang lebih baik.
Wahai monster-monster biadab !
Yang membuat bayi-bayi itu tak sehat pikirannya.
Salahkah siapa?
Orang tua mereka ? Teman? Lingkungan? Pemerintah? Kemiskinan? Moral?
O, salahkan siapa ! siapa yang tahu !
Aku akan datang pada mereka yang salah lalu memukul meja. Kau Dokter Frankenstein ! Tidakkah kau tega membuat monster yang membenci dirinya sendiri. Ambisimu tidak akan membuatmu senang, juga monstermu.
Ada waktunya, suatu hari nanti, di utara bumi. Perburuan itu benar-benar terjadi. Proyek saling membenci atas asas ‘oleh’ dan ‘pada’. Tidak ada yang benar. Tidak ada yang salah. Mereka Saling memburu. Hingga ada yang mati kedinginan. Tapi hal itu tidak mungkin karena jarak mereka tidak pernah dekat.
Bandung, 30 07 2013
Leave a Reply