Aku sudah tidak bisa menghitung berapa puluh kali aku bergelantungan di kereta buatan General Electrics ini. Asap rokok di dalam sana membuatku tersengkir dari gebong bagian dalam dan hanya berdiri saja di pintu luar. Karena angin begitu kencang meniup kami dari pintu itu kereta kereta kereta melaju, membuat kami sedikit merasakan penyejuk udara alami di kereta ekonomi.
Dua puluh lima menit membuat kami tidak banyak bicara pada saat ini, hanya saja seorang kakek yang tertabrak kereta di stasiun ini memecah kepanikan semua orang, termasuk aku dan orang-orang di lorong ini. Kereta ekonomi, kadang bisa buat kita tiba-tiba akrab seperti teman lama.
Tanah Abang-Sudimara selalu membuat kisah-kisah menarik setelah seharian bekerja. Aku suka orang-orangnya. Jatuh cinta dengan pedagang-pedagangnya. Aku suka bermandikan keringat, dan kadang bertukar keringat ketika tidak sengaja bersenggolan dengan penumpang lain.
Jakarta, 18 Mei 2013
Leave a Reply