Klasik

Untuk nafas terakhir yang kita hirup, atau kata terakhir yang kita ketik, yang disebut klasik.

Ingatkah, ketika kamu membuka mata dipagi hari, dengan gigi berminyak dan bau tak sedap, kau telah meninggalkan malam yang klasik.

Hey klasik, yang menumpuk ! terus menumpuk menjadi lembaran-lembaran hingga menjadi sebuah novel berkisah. Aku tahu, satu saat nanti lembarannya akan habis karena tak ada tinta yang sanggup menulis lagi. Hingga aku bisa lihat akhir ceritanya, sebuah novel pecundang atau superhero. Akulah itu, juga kau. Penulis novel itu. Sebuah novel klasik yang baru hingga di pertengahan bab. Kita menceritakan hal yang sama, frame, tempat, bahkan tokoh yang sama. Janganlah kau berhenti menulis kisah klasik ini, juga aku. Semoga

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *