Panggilanya Bella, gadis manis berkerudung cantik.
Hidungnya agak bengkok, Matanya bulat. Kepala agak besar. Tetapi kita tahu, Tuhan maha adil. Itu adalah kombinasi terindah dimataku. Ribuan kata yang bisa menjelaskan bagaimana Tuhan menciptakanya. Mungkin lebih, karena terlalu kompleks serta sulit untuk melihat residu. Itulah dia.
Siapa kira kita bisa bertemu. Siapa sangka pula kita berjalan sejauh ini. Hampir empat tahun. Setiap detik jantungku berdetak dan sebanyak 118.886.400 detakan kau ikut serta, siapa sangka?
Inilah dunia. Tak ada yang menyangka atau mengira. Hal yang terkira adalah apa yang kau rasakan. Aku pula merasakan, aku yakin itu. Karena aku tahu kau, ketika kau bangun dengan mata sayu dan bau mulut. Kau jujur pada pagi dan langit Jatinangor.
Bagaimana kabar matahari Jakarta? Juga langit-langit dengan awan yang bergantungan. Ditaburi burung-burung yang bersemangat? Kalau kau seperti berkaca ketika melihatnya, berarti kita melihat matahari yang sama. Aku selalu menganggap matahari adalah kepala besar yang selalu menyinariku. Tak lelah menyinari. Ketika lelah untuk tidur, pasti selalu kembali di pagi hari. Untuk membangunkanku, dengan sambutan : jangan terlalu dalam bermimpi, bangunlah kau punya hari indah pagi ini.
Leave a Reply