Kami adalah segerombolan hewan yang sedang mencari jalan di dalam hutan. Wan-wan si orang utan adalah adalah hewan yang paling pandai membuat strategi di antara kami, pandai bicara namun selalu kalah dengan ‘tidur’. Untung saja ada Sali si cheetah dan ganoa si tulang ikan yang selalu membangunkanya.
Dalam mencari jalan keluar Ibu dan Bapak Bebek sering menkoordinir kami dalam menentukan jalan yang kita tempuh, kami selalu mengikutinya namun terkadang Magot si Beruang tertinggal dan tak ikut serta. Ada pula tiga hewan betina yang selalu mengikuti gerombolan kami untuk keluar dari hutan, yaitu Cip-cip si kelinci putih, Petoo si angsa mongol, dan Pe si biri-biri.
Yaya si kuda nil, serta Choy si kucing Persia tidak kalah semangatnya untuk keluar dari hutan ini. Namun diantara kami, Eja si Jerapah dan Pri si kancil juga Be si ayam betina sudah lebih dahulu meninggalkan hutan ini dan menunggu kami mencari jalan keluar dari hutan.
Aku, si ayam jago, tetap mengikuti rombongan. Hutan ini terkadang menyenangkan dan sangat berbahaya apabila kita tidak hati-hati.
Dalam hitungan bulan apabila kami tetap semangat berjalan menjelajahi hutan ini, kami pun akan menyusul teman-teman kami yang lebih dulu meninggalkan hutan ini. Harapan kami, penghuni hutan Baroq, diluar sana adalah kebun gandum yang menguatkan kami, bukan kebun anggur yang memabukkan dan menyesatkan kami. Tapi siapa tahu, tidak ada yang menjamin di luar sana lebih baik dari hutan ini. Kami adalah hewan yang berproses, jadi tidak ada alasan untuk berhenti berpetualang.
Leave a Reply