Prolog : Tinjauan Saya tentang Tan Malaka

Tan Malaka kini sebagai lambang komunisme, sebagian bahkan memandangnya sebagai lambang kedurjanaan. Sebegitu raya pengaruh pandangan masyarakat pada PKI hingga sedemikian rupa. Namun perlu disadari bahwa jauh sebelum Indonesia merdeka, Tan Malaka sudah berjuang memperjuangkan kebebasannya. Berganti-ganti nama, menyamar, berkeliling negara, keluar masuk bui sudah menjadi kelaziman. Hingga entah bagaimana Tan Malaka rasakan bahwa pada akhirnya ia meregang nyawa oleh bangsanya sendiri.

Tan Malaka memang benar seorang komunis, tapi kata Tan Malaka, “Di depan Tuhan saya adalah seorang muslim.” Banyak pula tokoh Islam pada zamannya sangat menghormati beliau. Begitu juga karya-karyanya menjadi inspirasi bagi tokoh tokoh perjuangan bangsa.

Tulisan ini bukanlah untuk memetik kembali paham komunisme atau marxisme yang sudah dikubur dalam di negeri ini, namun pemikiran Tan Malaka masih sangat kompatibel dengan keadaan hari ini yang semerawut. Andai saja Tan Malaka masih hidup hingga kini, bisa jadi, ia akan memetik kembali semangat revolusi yang membara.

Ada beberapa buku yang di dirujuk dalam tulisan saya nantinya, terutama empat buah hasil pemikiran Tan Malaka, diantarnya Masa Aksi (1926), Parlemen atau Soviet (1921), Semangat Muda (1926), dan Islam dan Madilog (1948)

Berikut adalah daftar isi untuk tinjauan tersebut :

#0. Prolog : Tinjauan Saya tentang Tan Malaka

#1. Tan Malaka : Revolusi 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *