Bridging adalah program persiapan bagi calon mahasiswa untuk belajar bahasa inggris lebih mendalam dengan bobot terbesar pada akademik writing dan presentasi oral. Tujuannya memang untuk memfasilitasi calon mahasiswa yang bukan dari negara non-english speaker agar bisa beradaptasi ketika perkuliahan nanti (undergraduate dan postgraduate). Walaupun tidak dengan nama ‘bridging’, saya mengambil program serupa di Macquarie University (MQ), Sydney Australia dengan program English Leanguage Center (ELC). Umumnya bridging lebih umum di kampus-kampus Australia dan Selandia Baru, walau di negara lain juga ada, seperti pathway program di Amerika Serikat.
Alasan mendasar untuk masuk program ini karena nilai IELTS saya tidak masuk dengan syarat minimum. Alasan serupa seperti ini juga diputuskan oleh teman-teman di kelas saya. Seperti contoh, saya mendapatkan nilai keseluruhan 6.5, namun masih ada salah satu section yang dibawah 6.0, jadi saya perlu mengambil program selama 10 minggu. Teman saya ada yang perlu mengikuti sampai 20 minggu. Itu tergantung program yang kita ambil dan nilai IELTS kita secara keseluruhan dan per-section. Selain itu, sangat dikit yang ikut program ini karena ingin ‘secara sepenuh hati’ mendalami Bahasa inggris karena mengingat biayanya yang lumayan mahal. Tapi Alhamdulillah, saya mendapatkan program ini secara gratis dari kampus setelah saya berkali-kali mengirim email permohonan peringanan biaya. Kampus lain, biasanya perlu mengocek AUD $ 4.000 AUD $ 20.000 loh.
Secara umum program ELC di MQ selama 10 minggu, dengan minggu 1-3 fokus pada academic writing, minggu ke 4-7 fokus pada oral presentation, minggu ke 8-10 kita belajar lika-liku dalam perkuliahan disana, seperti komunikasi dengan dosen dan teman, mereview hasil essay kita selama ini, dan strategi untuk terus meningkatkan kemampuan Bahasa inggris kita. Dalam tiap kelasnya, pasti selalu berdiskusi di kelas (listening dan speaking), serta menulis dan penulisan akademiks (grammar, struktur, dan writing academic style). Nah di tiap-tiap minggu itu ada ujiannya, bobotnya 80% ujian, dan 20% kehadiran. Apabila kita tidak lulus dalam program ini, kita dikembalikan loh. Namun selama ini sih, menurut representative MQ university di Jakarta, yang penting kita partisipasi aktif di kelas, mengerjakan tugas dan ujian, dan selalu hadir, maka dapat dipastikan lulus. Hanya mereka yang ngeyel aja yang harus angkat kaki dari sini.
Saya baru masuk minggu kedua dari sini. Semua program sampai minggu terakhir sudah saya genggam, karena per materi diprogramkan dengan baik hingga di kelas semuanya berjalan nyaman. Selain itu, saya dapat mempersiapkan diri untuk melihat materi pada kelas yang akan datang. Suasana kelas pun begitu menyenangkan, siswa ELC tersebar dari berbagai negara, seperti China (lebih dari separuhnya), negara-negara Arab, Amerika Latin, serta negara Asia tenggara.
Leave a Reply