Tanah Tinggi saat ini merupakan wilayah multi-budaya dengan berbagai macam budaya, etnis, dan lapisan masyarakat di Pusat Kota Jakarta. Bangunan-bangunan bagus dan kumuh ada disini. Gang-gang seperti labirin dengan penduduk padat.
Lokasinya sekitar stasiun Senen.
Pada akhir abad ke-19 tanah tinggi merupakan perkampungan pinggir Batavia yang rindang. Jalanan tanah, dengan palang rel kereta memotongdari arah Stasiun Pasar Senen yang sudah beroperasi sejak 1887. Guaratan pinsil karya Krämer, J.F sangat indah membayangkan daerah padat tersebut dahulu sangat asri.
Tahun-tahun setelahnya Tanah Tinggi pasti menjadi salah satu penyangga Ibu Kota Batavia. Seperti Depok-Tangerang-Bekasi (Detabek) saat ini, yang menjadi penyangga bagi para pekerja ibu kota, Tanah Tinggi merupakan pemukiman bagi para pekerja. Jaraknya tidak sampai 10 km menuju pusat kota Batavia.
Sekitar tahun 1937, Batavia menjadi salah satu kota penting wilayah kolonial Belanda. Pada saat itu investasi lagi tumbuh-tumbuhnya. Ada pabrik yang baru dibangun di Tanjung Priok oleh perusahaan General Motor.
Perkampungan yang asri tersebut berkembang jadi pemukiman padat penduduk.
Rumah di Tanah Tinggi pada awal abad 21 terdiri dari bangunan-bangunan tua, dan rumah-rumah bambu yang berdempetan. Seperti rumah khas pada saat itu, kebanyakan memiliki halaman kecil dengan batas bambu. Tanah tinggi sudah seperti labirin dengan gang-gang yang berkelok.
Leave a Reply