China benar-benar serius untuk memetakan teknologi di masa yang akan datang ketika Indonesia saat masih belum lepas dari fenomena internet of things (IOT), seperti gojek yang merajalela. China sudah memulai ancang-ancang menerapkan konsep teknologi yang lebih kompleks, yaitu Internet of Vehicle (IoV). Alasannya mereka sudah yakin untuk menjadi pemain utama dalam menciptakan dan mentransfer teknologi ini sebagai hal yang menguntungkan di masa depan.
Hal ini terlihat jelas dalam acara China tentang China-ASEAN Workshop on Internet of Vehicle (IoV) di Ningbo, China, pada tanggal 30 November-2 Desember 2016. Saya diundang di acara ini sebagai delegasi dari Indonesia bersama dua rekan kerja di LIPI. Dalam acara ini China menjelaskan IoV dalam konteks konsep, persiapan, dan implementasi China. Di sisi lain, negara-negara ASEAN memaparkan pengalaman IoV di negara mereka.
Seperti hal nya Indonesia, IoV di banyak negara ASEAN masih berupa konsep. Implementasi nyata hanya berupa IoT, yakni Internet sebagai alat bantu berkendara. Tapi arah menuju konsep IoV, yakni semua kendaraan terhubung dengan kendaraan lain, sistem jalanan, cloud, dan jalaan sudah muncul.
Kesadaran pentingnya IoV adalah begitu baik. Semua kendaraan data kendaraan akan terkontrol. Bagi Indonesia implementasi IoV ini akan merubah sistem transportasi Indonesia lebih baik. Dalam pendapat saya, kebutuhan implementasi IoV akan merevolusi beberapa hal, diantaranya :
- Semua kendaraan akan terlacak di sistem informasi pusat dan data tersimpan di cloud. Data yang terkumpul, seperti volume kendaraan, secara realtime tersimpan. Seperti Jakarta, misalnya, akan diketahui jalur yang padat dan berpotensi padat. Dendan sistem, secara otomatis akan merekomendasikan jalur alternatif — IoV akan meringankan tugas polisi lalu lintas.
- Kendaraan di masa depan akan minim kecelakaan. Dalam IoV terdapat interaksi V2V (Vehile to Vehicle). Kendaraan akan memberikan informasi pada kendaraan lainya. Misalnya satu kendaraan akan otomatis mengurangi kecepatan dan atau berhenti apabila mendapatkan informasi dari kendaraan yang berhenti di depanya atau memotong jalan.
- Pelanggaran lalu lintas akan terekam dengan akurat. Sistem ganjil genap atau kendaraan yang masuk busway, misalnya, secara otomatis akan terekam. Polisi tidak perlu menilang, karena surat tilang akan otomatis terkirim ke pengendara.. IoV akan menghapus istilah ‘kalau ketahuan, mungkin akan ditilang’ menjadi ‘pasti ketahuan dan pasti ditilang’.
- Masih banyak keuntungan lainya seperti melacak posisi bis, melacak posisi kecelakaan, otomatisasi pembayaran tol, dan lain.
Perlu dicatat adalah bagaimana infrastruktur di Indonesia dapat dibangun dengan cepat dan baik. Fenomena IoV di masa depan bukan hal yang dibiarkan begitu saja, tapi harus dihadapi dengan persiapan. Nantinya tidak seperti fenomena gojek, dimana pemerintah kalang-kabut. Selain itu, pemerintah bisa belajar banyak dari China yang berupaya menciptakan teknologi, membangun infrastruktur, dan menyiapkan kebijakan.
Leave a Reply