Saya mencoba menghubungkan Benteng Belgica yang dibuat pada tahun 1600an dengan Banda Naira masa kini. Pak Abba rasanya akan paham benar tentang masalah ini. Karena, menurut pendapat saya, dia adalah orang yang memiliki selera baik dalam memindahkan rasa Belgica ke hotel miliknya, yaitu Cilu Bintang.
Bertempat tepat di seberang Benteng Belgica dan memiliki pemandangan langsung ke Gunung Api, Cilu Bintang memiliki eksostisme sejarah dengan menyajikan barang-barang klasik yang bagus. Dimulai dari pagar VOC didepanya — Gosipnya ia beli langsung dari Surabaya — hiasan-hiasan meriam, lampu gantung, dan furnitur lainya akan membuat kita ragu mengira bangunan ini adalah bangunan baru yang berumur tidak lebih dari dua tahun.
Kamarnya begitu Indonesia banget dengan tema kayu dimana mana. Kasur yang diselimuti kain batik dan -tentunya- hiasan bertemakan klasik. Harganya relatif sedang-sedang saja, hanya sekitar 350-400rban per malam di sini. Pak Abba kiranya menganut sistem tawar menawar, disarankan untuk menawar – apalagi untuk membeli suvenir.
Hal yang menarik perhatian saya adalah makan pagi yang begitu lezat. Apabila berkesempatan kesini silakan coba pancake dengan selai pala buatan asli istri Pak Abba. Banyak yang mengaguminya, bahkan sudah dijual dalam bentuk botol disana. Para pelancong dari luar Cilu, sering datang hanya untuk menyantap makanan di sini.
Selain itu Cilu memiliki fasilitas tour Banda-Naira. Mereka memiliki kapal sendiri. Silakan bisa bertanya tour apa dalam waktu dekat. Dalam tidak hari terakhir saya di sini, sudah ada spicy tour, tour ke pulau Ai, Rum, dan Hatta. Saya pilih terakhir. Satu kali tour Pak Abba Hargai dengan 250rb, termasuk didalamnya sewa alat snorkling dan santap siang
Leave a Reply