Akulah padang pasir. Gersang tapi menawan. Itu kata Lamu. Orang yang aku orang yang sebenarnya tidak ada, tapi kutemui tempo hari. Dia hanya lewat begitu saja di depanku, lalu aku beri nama ‘Lamu’. Dia bicara banyak hal tentangku. Namun lebih sering mengerutkan dahi tanpa berucap.
Apabila kau mengenalku, kau akan mengerutkan dahi pula. Teman-temanku sudah melakukan itu, tidak hanya Lamu. Alasannya sederhana : Karena aku tidak seperti kebanyakan orang. Lapisan tipis antar pujian dan makian. Sepertinya lebih miring ke hal yang pertama.
Tapi apapun itu, baik Lamu, teman-temanku, dan Anda yang mengunjungi blog ini, kita akan bicara hal-hal irasional yang tersembunyi seperti microchip yang tersimpan di antara sela-sela gumpalan otakku.
*Kutipan diatas adalah bagaimana aku dulu memperkenalkan diri dalam blog ini. Tentunya kini akan lebih dewasa, toh, kita harus terus dewasa, bukan?
Leave a Reply