Ini bukanlah sebuah kota, tetapi layaknya bisa disebut sebuah kota. Apatermen danIn De Kost menjulang tinggi di Kecamatan ini. dua jalur jalan yang dipunyai kecamatan ini, yang tidak lebih dari tiga kilometer, dipenuhi oleh kafe danminimart. Setiap sudut jalan dipenuhi oleh mahasiswa, dari tiga perguruan tinggi besar di Indonesia, dengan segala aktifitasnya. Seperti, dari sudut di depan minimart selalu dipenuhi olah mahasiswa yang hanya sekedar berkumpul atau rapat organisasi kemahasiswaan.
Struktur Jalan yang kurang begitu baik. Bahkan hampir tidak tampak adanya trotoar di jalan ini. terkadang para pejalan kaki harus berebut jalan dengan kendaraan bermotor.
Hampir Setiap hari mahasiswa asing keluar dari asrama mereka di jalan ini untuk sekadar berjalan-jalan atau mencari makan. Sebagian dari mereka berasal dari Malaysia. Disamping itu, dari sudut keramaian dan kosan – berharga belasan juta per tahun – terdapat warga asli Jatinangor yang terhimpit disana. Ya, mereka ada yang hanya sebagai satpam kampus, pegawai toko, atau penjaga In de kost. Warga jatinangor hanya menjadi pelayan di tanah sendiri. Dahulu kebanyakan dari mereka adalah pemilih asli tanah-tanah leluhur mereka. Namun dengan berjalanya waktu dan giuran uang yang berlimpah, sedikit demi sedikit tanah mereka dijual kepada para pebisnis In De Kost dan mall.
Mahasiswa yang hanya menjadi tamu sementara sekadar 4-5 tahun dilayani oleh tuan rumah. Begitulah kecamatan ini. Sungguh ironis dan menyakitkan. Terlebih terhadap generasi muda penduduk asli Jatinangor. Mereka seperti berlari mengejar gerbong kereta api. Ya, kereta api itu adalah kebiasaan, trend, gaya hidup mahasiswa yang berasal dari banyak kota di Indonesia. Sehingga mereka terseret tak sanggup mengejarnya. Inilah yang disebut ‘korban mode’. Gaya hidup yang salah yang diserap oleh generasi muda disana. Tidak sedikit menurut pandanganku.
Memang tidak semua menjadi seperti itu. Banyak pula dari mereka ayang sukses membuka usaha percetakan, misalnya. Tetapi secara kasat mata kaum-kaum terhimpitlah yang banyak tampak di tempat ini.
Hal yang paling dipandang serius adalah akan diresmikanya satu-satunya apatermen di Jatinangor. Niscaya kaum pendatang dengan taraf ekonomi tinggi akan bermukim disini dan warga asli Jatinangor akan semakin terhimpit, bahkan untuk sekadar bernafas.
Leave a Reply