Aku menanggap mereka ‘tidak piawai’ dengan mengikuti pola permainan senior-seniorku. Mengapa ‘tidak piawai’? Karena mereka bersedia menjadi pemain seperti apa yang seniorku inginkan. Hal yang membuatku tak habis pikir adalah mereka tahu bahwa ini adalah hal yang dibuat-buat. Mereka merasa bersalah atas kesalahan tak beralasan yang diputuskan seniorku. Akhirnya kami harus membayar kesalahan itu dengan hukuman yang berlipat-lipat.
Hari ini ketika ketua angkatan kami marah-marah dengan kehadiran yang menurun, menurutku itu tidak masalah tapi itu masalah besar baginya. Ketegangan terjadi di lorong samping masjid MIPA, yang semerawut antara kelelahan dan kejenuhan dari kegiatan berantai ini. Ketua Angkatan ini namanya Rizki, aku baru tahu namanya satu bulan lalu. Sebenarnya aku sempat bersuara “marilah kita bawa santai saja tak usah terbawa pola mereka”, ujarku. Namun memang posisiku tak kuat waktu itu dan tak ada yang bisa konsentrasi dengan hari yang semakin petang.
Aku berpita hitam, maksudnya adalah ketika Ospek ini dimulai atau kami sebut dengan SPL setiap mahasiswa baru dikategorikan pada tiga golongan, yaitu tanpa pita berarti sehat, kuning berarti sakit, dan hitam berarti sakit berat. Sebenarnya ini hanya trikku saja untuk mendapatkan tempat spesial di SPL ini, ketika wawancara oleh himpunan aku menggunakan keahlianku untuk meyakinkan seniorku bahwa aku tak tahan dengan suhu panas karena efek dari operasi kepala sepuluh tahun lalu, walaupun apabila diteliti sebenarnya tidak ada hubungannya antara operasi kepala dengan sinar matahari. Karena bualanku itu setiap adegan marah-marah dan panas-panasan aku selalu diasingkan di satu ruangan, hanya duduk-duduk dan santai saja.
Bisa dilihat, memang aku tidak begitu bersemangat dengan kegiatan ini, terlebih dengan kegiatan rutin setiap Sabtu membuatku harus berada di kampus enam hari seminggu. Satu hal yang membuatku sedikit semangat adalah semangat teman-temanku untuk menyelesaikan SPL ini bersama-sama walau dengan tekanan yang membosankan. Oke, aku dapat satu kesimpulan dengan kata yang tepat. Kita mulai ini bersama-sama dan mari akhiri hal ini dengan bersama-sama.
26 Oktober 2008
Leave a Reply