Banda Naira itu hemat saya adalah tempat dengan dua dimensi. Dimensi pertama adalah tempat di Indonesia yang kaya akan sejarah. Lalu yang kedua adalah tempat dengan setumpuk eksostisme alam. Suara Banda Naira sampai terdengar di neger-negeri barat sana. Mereka banyak yang datang untuk menikmati laut, sejarah, dan keindahan alam Banda Naira. Tapi menuju sini akan menghadapi rintangan yang berat, karena akses bisa dibilang sangat sulit. Setidaknya ada tiga buah akses menuju Banda Naira, diantaranya :
1. Kapal Pelni
Satu-satunya akses yang akses yang bisa diakses melalui website. Jadwalnya jelas dan call center responsif. Satu waktu saya pernah menelepon call center Pelni di Jakarta pada pukul 23.00. Responnya sangat ramah dan jelas. Harga kapal Pelni pun cenderung murah, kisaran 90rb-300rban tergantung kelas kapal.
Kelemahannya adalah jadwal bisa dilihat sekitar satu minggu sebelum keberangkatan. Selain itu perjalanan yang memakan waktu sekitar 12 jam, karena sebelum ke Banda, kita harus transit di beberapa pelabuhan (bahkan Fak-Fak di Papua). Katanya perjalanan dalam seminggu sebanyak dua kali. Pengalaman saya pada bulan November 2016. Pelni melakukan pelayaran begitu jauh, 6 November dan 20 November. Berarti 2 minggu sekali. Lama sekali ya.
2. Pesawat Terbang
Perusahaan maskapai penerbangan silih bergantian menuju Banda Naira dari Ambon. Dulu ada Merpati, Susi Air, dan Aviastar. Kini muncul nama AirFast. Harganya cukup murah, hanya sekitar 320rb untuk satu orang.
Dengan Pesawat kita bisa menghemat banyak waktu dan harga yang lebih murah dibandingkan dengan kapal cepat. Saya sempat bertanya kepada salah satu guide di Banda Naira tentang harga kapal yang begitu murah. Ternyata Maskapai Penerbangan di Banda adalah penerbangan bersubsidi yang beroperasi sesuai kontrak. Jadi sering memiliki jadwal yang tidak jelas dan bisa dibatalkan sewaktu-waktu. Sesuai dengan pengalaman saya menggunakan Kapal Airfast. Saya sudah booking melalui bank transfer sekitar sebulan sebelum keberangkatan, namun dibatalkan sekitar tiga hari sebelum penerbangan. Alasannya kontrak sudah habis, baru akan diperbaharui bulan Januari. Untung saja saya dapat mengalihkan perjalanan menggunakan kapal cepat, dengan risiko, saya harus pulang dua hari lebih awal.
3.Kapal Cepat
Kapal cepat memiliki harga paling mahal di antara transportasi lainya, harganya sekitar 410rb untuk satu orang kelas ekonomi. Harga VIP sekitar 500rban. Saya membeli di Kota Ambon pada satu hari sebelum keberangkatan. Ternyata dapat (dan pasti selalu dapat) karena jarang sekali kapal cepat penuh walau peak season.
Kelemahannya adalah tidak bisa dibeli online. Bahkan websitenya pun tidak ada, coba saja cari di Google. Selain itu perjalanan yang lumayan memakan waktu, sekitar 4-6 jam dari Tulehu, Ambon. Tapi itu semua bisa dibayar dengan kapal yang lumayan nyaman dan ber-AC.
Leave a Reply