(1) Untuk bisa pemilu pertama kalinya setelah kemerdekaan, sangat sulit bagi Indonesia. Selain perangkat negara masih kurang memadai untuk menyelenggarakan Pemilu, intervensi dari luar negeri (terutama Amerika dan Belanda) sangat kuat (Advertiser. 190149) pic.twitter.com/B4BKAKc2nk
(2) Akhirnya Indonesia bisa menyelenggarakan pemilu setelah 10 tahun Merdeka. Intervensi luar negeri mungkin minim, tapi tegangan antara Islam vs Komunis semakin sengit (The Argus, 141055) #PemiluIndonesia#Pemilu1955pic.twitter.com/6wnE7UZif0
(3) Walaupun begitu pemilu 1955 berhasil diselenggarakan. Nasionalis, Islam, dan Komunis menduduki empat besar partai di Indonesia. 2 tahun setelahnya, Bung Karno memperkenalkan Nasakom (The Argus, 071055) #Pemilu1955pic.twitter.com/7fPhchQ7Ai
(4) Seiring berjalananya waktu, walaupun dengan superiornya Soeharto. Beberapa konflik pernah terjadi pada masa orde baru (Saat itu Golkar 62% PPP29%) (Canberra Times, 210477) #Pemilu1977pic.twitter.com/8W0MzDONxr
(5) Pemilu semakin stabil (dibaca: jemu) ketika Orde Baru semakin kuat (dibaca:otoriter). Pada tahun 1987 Golkar lebih dari 70%, PPP 15%, PDI 10%. (Canberra Times, 250487) #Pemilu1987pic.twitter.com/nGDkDtFVj8
Leave a Reply